Wednesday, July 20, 2005

"Ungkapan Perasaanmu, Nak!"

Kolom Keluarga, www.eramuslim.com dg judul

"Ungkapkan Perasaanmu, Nak"


Mengungkapkan perasaan adalah kemampuan komunikasi yang sangat esensial. Perasaan atau emosi adalah sebuah reaksi dalam diri seseorang terhadap keadaan, situasi, atau apapun yang dapat berakibat kepada otak dan fisik. Latihan berbagi perasan dan menyalurkannya dengan tepat, oleh karenanya menjadi sangat penting. Latihan berbagi perasaan dapat dimulai dengan mengenali perasaan, menamainya dan mencari jalan keluar. Anak dapat dilatih mengenali perasaannya dengan bantuan orang tua.

Tuesday, July 12, 2005

Syaikhut Tarbiyah dalam Asasiyat Tarbawi

"Para aktifis anak bangsa harus diimunisasi dari putus asa dan apatisme yang membuat mereka jadi kebal dan akhirnya menikmati kepurukan yang bagai meluncur ke jurang. Protes jadi nyanyian duka yang parau dan liriknya jadi mantra-mantra yang kehilangan tuah"
(Rahmat Abdullah, "Zu Qou Ghu", kolom Asasiyat, Tarbawi, 62)

Itulah yang harus kita tumbuhkan dalam diri kita. Selanjutnya ia akan semakin mantap bila terus dijaga dalam bingkai istiqomah (tetap teguh dalam pendirian).

Tentang istiqomah, ust. Rahmat mengatakan, "Ia dalah gerak yang tak kenal henti. Ia adalah keteguhan yang tak kenal menyerah,. Ia adalah bukti kejujuran pengakuan siapa pun yang mengaku bertuhan Allah."
("Istirahat", kolom Asasiyat, Tarbawi, 52)

Istiqomah yang dimaksud adalah istiqomah dengan petujuk Al-Quran dan As-Sunnah.
Dan memang begitulah seorang pejuang mukmin sejati mesti menata langkah-langkah hidupnya, dengan prinsip bertumbuh sepanjang hayatnya. Dengan itu kepekaan terasah, tujuan akhir terpelihara, dan godaan-godaan tengah jalan bisa ditepis.

"Janganlah lihat hidup dari fenomena-fenomena, lihatlah dari hakekat. Kecuali keresahan hati dan kekakuan sikap yang tak pandai kau cairkan, selebihnya adalah senandung nasib yang kau boleh rintihkan bagi zaman sesudahmu atau jadikan itu sebagai khazanah doa yangakan kau panen di hari esok."
(Rahmat Abdullah, "Cucu Musholla", kolom Asasiyat, Tarbawi, 63)

"Mengejar ketertinggalan, sudh waktunya redaksi semacam ini dihapuskan selama-lamanya. Sangat melelahkan mengejar ketertinggalan yang tak pernah punya toleransi menunggu. Mengapa harus dikejar, kalau bisa dicegat sebelum datang? Atau diidentifikasi apakah sesuatu itu benar-benar ketertinggalan? Generasi awal dididik untuk tidak pernah merasa tertinggal, walaupun berbagai sumber daya penopang sistem kufur telah begitu kokoh. Kejelasan visi, kepastian langkah, keikhlasan pemimpin, ketaatan kader, dan kesungguhan berkorban semua pihak telah membuat kejutan-kejutan yang menyebabkan musuh merasa terkejar dan tertinggal."
(Rahmat Abdullah, "Desah-desak kapan pertolongan Allah", Asasiyat Tarbawi, 47)

"Biarlah harapan tetap tersisa pada berkah agung yang jerih payahnya selalu tertebus dengan kejayaan. Jangan lagi si jahil (bodoh) mengalamatkan seluruh bencana ini kepada risalahnya dan mengadreskan seluruh kedamaian pada lawan-lawannya. Mungkin ini harapan sederhana seorang fanatikus yang sangat mendalam sangka baiknya kepada keadilan-Nya, karena jalan masih selalu terbentang"
(Rahmat Abdullah, "Ummatku", kolom Asasiyat, Tarbawi, 60)

Grup Knowledge Management PDII-LIPI

Telah lahir weblog KM dari Grup KM PDII-LIPI. Klik di sini.

Saya sendiri termasuk baru bergabung dalam grup ini. Grup ini telah memulai penelitian KM sejak 2 tahun yang lalu. Dengan memakai studi kasus Jambu Mente, Grup KM PDII telah berhasil membuat sebuah prototype sistem KM.

Sejak akhir tahun lalu (2004), saya mulai bergabung dengan tim ini, membantu khusus dibidang IT. Namun, tetap bagi saya, KM masih merupakan bidang amat baru. Meskipun telah saya kenal sejak lama, tetapi saya tidak pernah berhubungan langsung dengan bidang ini, baik dalam penelitian maupun pekerjaan.

Oleh karena itu saya ucapkan terim kasih kepada tim KM PDII-LIPI, yang telah mengajak saya bergabung. Berbeda dengan tim-tim proyek lainnya, saya merasakan dinamika eksplorasi ilmu dan sharing ide dalam tim ini. Pada awalnya saya beranggapan, bahwa KM ya itu-itu saja. Dalam artian, tema ini sudah sejak lama diusung orang, tetapi antara ide/teori dan implementasi, sungguh sangat jauh. Bahkan sekarang pun masih seperti itu. Tetapi dinamika dalam tim itulah yang membuat saya tetap bertahan di dalamnya.

Monday, July 11, 2005

Syaikhut Tarbiyah dalam Asasiyat Tarbawi

Seonggok kemanusiaan terkapar.
Siapa yang mengaku bertanggung-jawab?
Tak satu pun.
Bila semua pihak menghindar, biarlah saya menanggungnya,
semua atau sebagiannya.
Saya harus mengambil alih tanggung-jawab ini,
dengan kesedihan yang sungguh,
seperti saya menangisinya
saat pertama kali menginjakkan kadi
di mata air peradaban modern,
beberapa waktu yang silam.

Sebegitukah puncak ketinggian yang kalian capai?
Lelaki dan perempuan yang melakonkan kedamaian dan harmoni.
Di taman-taman kota mereka bersama.
Di bus dan kereta api.
Begitu santun dan hangat basa-basi antar pasangan.
Apa yang kau simpan dibalik apartemen
yang telah menjadi kotak-kotak merpati
yang kering, dingin dan mati rasa

(Rahmat Abdullah, "sebuah kesaksian", Asasiyat, Tarbawi, 74)

Syaikhut Tarbiyah dalam Asasiyat Tarbawi

Berikut ini adalah cuplikan-cuplikan tulisan ust. Rahmat Abdullah di kolom Asasiyat majalah Tarbawi.

"Diperlukan suatu hentakan yakin yang akan melahirkan keberanian, keteguhan dan kesabaran bertolak dari jaminan yang tak pernah lapuk"
("Hakikat, Fenomena, dan Fatamorgana", Tarbawi 51)
-------------------

"Mereka yang tak pernah lupa hakekat hidup yang hanya sekali, tak pernah ragu untuk memilih keabadian di sisi-Nya dan terus menggaungkan suara kebenaran yang diyakininya. Beribu-ribu pengecut yang keluar rumah mereka dengan perasaan takut mati, yang membuat langkah menjadi berat dan gambar hari esok hanya berwarna hitam kelam, Allah katakan, Matilah kamu. Mereka telah mati jauh sebelum malaikat maut menjemput
...

Betapa perlunya generasi ini memahatkan dalam hati nurani mereka hakekat ini, bahwa tak ada nyawa cadangan dan tak ada umur reserve. Pertarungan sesudah hari-hari ini adalah hidup atau mati, hidup hina tanpa akidah atau mati mulia dalam kenangan abadi.

Dunia hari ini menunggu wujudnya pahlawan-pahlawan hidup yang tak lagi berfikir bila dan dengan cara apa mereka akan mati.

Kebencian yang terbuka dan kedengkian yang telanjang telah dipertontonkan.

(Komprador)
-------------------

Friday, July 08, 2005

Pahlawan dan Kesempatan

'Everyone is born with genius, but most people only keep it a few minutes.' (Edgard Varese)

Benar apa yang dikatakan oleh Anis Matta, bahwa potensi kepahlawanan dan kesempatan bila bersatu akan mendongkrak calon pahlawan menjadi seorang pahlawan. Begitu banyak orang yang hebat dan memiliki segudang kemampuan, tetapi kesempatan tidak pernah datang kepadanya untuk menjadi pahlawan. Begitu juga sebaliknya, begitu banyak kesempatan datang, tetapi orang tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan kesempatan itu menjadi pahlawan.

Bahkan Anis Matta mengatakan bahwa para pahlawan sejati tidak selalu menghadapi situasi dan peristiwa yang mereka inginkan. Justru letak kepahlawanan mereka adalah menghadapi situasi sulit tersebut dengan tetap tabah, sabar dan dengan kekuatan kepribadian kepahlawanan mereka, mereka sanggup menjadi pelopor, agen perubah, agen penyelamat umat dengan menyelesaikan permasalahan atau krisis umat tersebut. Itulah yang mengukuhkan mereka menjadi pahlawan sejati.
Sehingga ustadz Anis Matta menyimpulkan bahwa "bila politik didefinisikan sebagai seni kemungkinan, maka kepahlawanan adalah kebalikannya, yaitu seni ketidakmungkinan"

Cerita dan KM

Bercerita ternyata cukup menyenangkan. Ngobrol cukup memabukkan, karena dengan obrolan kita sering lupa waktu.

Lalu apa kaitannya dengan KM (Knowledge Manajemen)? Ternyata telah sejak lama bercerita (storytelling) menjadi alat bantu para pekerja knowledge. Dari dua macam knowledge: tacit dan explicit, maka tacit adalah knowledge yang sulit untuk ditangkap atau ditransfer. Justru kegiatan bercerita dikatakan sanggup mentransfer tacit knowledge. Karena kegiatan bercerita disertai dengan konteks, yang hanya dapat dipahami, namun seringkali sulit untuk didokumentasikan.

Thursday, July 07, 2005

Manajemen Informasi vs Manajemen Knowledge

Sekedar ingin mengisi posting pertama di Blogger ini, ... :P

Obrolan siang ini dengan seorang peneliti senior. Senior banget. Saat beliau sudah terjun ke dunia penelitian, saya masih belum lahir. Nah, bisa dibayangkan begitu seniornya beliau.

Satu hal yang kami obrolkan adalah ada begitu banyak istilah tehnologi yang pada hakikatnya perulangan dari tehnologi lama. Dari "data processing" ke "manajemen informasi" lalu sekarang yang sedang ngetrend adalah "Knowledge Management". Memang ada banyak detail yang berubah, memang banyak kemajuan dalam bidang itu, tetapi pada hakikatnya "binatang" aslinya masih sama.

Lalu pertanyaannya adalah, perlukah kami-kami yang baru lahir ini, perlu mengetahui dulu pengertian-pengertian lama ttg hakikat tema itu, ataukah tidak? Beliau beranggapan bahwa yang baru tidak perlu lagi memahami yang lama. Biarlah ia memulai dengan yang baru. Dan yang sudah senior tidak perlu memaksakan istilah/pengertian lama tadi kepada orang baru. Toh istilah itu sudah demikian berkembang. Biarlah orang baru berangkat dari istilah dan konteks yang baru, tidak perlu terkukung atau terhambat oleh pengertian-pengertian lama.

Apakah KM atau Knowledge Management itu sama dengan Data Processing, bagi kita orang baru, tidaklah perlu memperdebatkan masalah itu. Terus maju dengan hal baru!