Thursday, November 10, 2011

Faktor pembeda generasi sahabat dan generasi sekarang

Allah SWT telah menciptakan generasi unik, generasi da'i yang telah menjadi pasukan pertama masyarakat Islam. Tidak dapat dipungkiri keunikan, keistimewaan dan kedahsyatan mereka tidak tertandingi sampai kini. Merekalah generasi sahabat ridhwanullah 'alaihim. Lalu apa yang membedakan mereka dengan generasi sesudahnya?

  1. Faktor pertama adalah kesucian dan kebersihan mereka -- generasi sahabat -- dari pengaruh di luar Al-Qur'an. Satu-satunya sumber seluruh kehidupan mereka adalah Al-Qur'an - Kitabullah semata. Adapun sabda-sabda dan petunjuk Rasulullah SAW adalah konsekuensi dari Al-Qur'an. Sedangkan generasi sesudahnya, menjadikan sumber lain sebagai tambahan referensi kehidupan mereka. Terjadi alkulturasi antara sumber Al-Qur'an dan sumber diluar Islam. Ajaran filsafat Yunani beserta ilmu logikanya, mitos-mitos Persia, israilliyat Yahudi, teologi Nasrani, peradaban Kejawen dst. Semua beralkulturasi dengan penafsiran Al-Qur'an. Referensi yang telah "terkontaminasi" tersebut kemudian dipelajari oleh generasi-generasi sesudahnya.
  2. Faktor kedua adalah ketidaksamaan dalam metode pembelajaran. Generasi pelopor, mempelajari Al-Qur'an untuk mengamalkannya. Mereka menerima Al-Qur'an sebagaimana menerima perintah harian yang harus dikerjakan seketika itu juga, sebagaimana prajurit menerima perintah dari komandannya. Oleh karenanya, tak ada seorang pun sahabat Nabi yang meminta banyak-banyak penyampaian Al-Qur'an pada satu majelis, karena hal itu hanya akan menambah kewajiban-kewajiban dan aturan-aturan agama yang membebani mereka. Kesadaran menerima ilmu untuk mengamalkan itulah yang membuat mereka menjadi generasi yang unik. Sedangkan generasi setelahnya, mempelajari Al-Qur'an dan ilmu-ilmu turunannya, sebagai pemenuhan kepuasan akademik, hobi, atau untuk memenuhi perbendaharaan kosa-kata mereka. Al-Qur'an tidaklah hadir sebagai sebuah kitab yang memperkaya akal, tidak pula rujukan sastra dan seni, apalagi kita dongeng dan sejarah -- meskipun itu semua tercakup  didalamnya. Al-Qur'an turun untuk menjadi pedoman hidup (way of live). 
  3. Faktor ketiga adalah totalitas. Generasi pelopor masuk Islam secara totalitas. Tatkala mereka masuk Islam, berarti harus meninggalkan kesesatannya, yakni semua yang dilakukannya semasa jahiliyyah. Ia masuk dengan "komitmen baru". Ada pemisahan kesadaran (uzlah syu'uriyyah) secara penuh antara masa silam seorang Muslim dalam kejahiliyyahannya dengan masa kininya dalam Islam. Kita sekarang berada dalam kejahiliyyahan sebagaimana masa awal Islam, atau bahkan lebih dahsyat lagi.Tetapi kita tidak dapat totalitas dalam ber-Islam. Di satu saat kita menjalankan Islam, di saat lain kita melakukan kejahiliyyahan. 
(sumber Ma'alim Fit Thoriq, Sayyid Quthb)