Tuesday, September 23, 2008

Mata Rantai Maksiyat

Tahukah Anda, bahwa mendengar ghibah akan menyebabkan kita tergilitik untuk ikut menggibah? Bahkan kita akan menggibah di tempat lain dengan "bahan" hasil pendengaran kita tadi? Itu artinya kita ikut mendistribusikan gibah.

Tahukah Anda, bahwa setelah kita asyik berghibah, maka kita akan tergoda untuk lebih jauh daripada itu, yaitu memfitnah.

Kemudian berikutnya adalah tajassus, kemudian bermusuhan, melakukan tipu-muslihat, kemudian bertengkar.

Tahukah Anda, saat bertengkar, maka akan bermunculanlah ratusan maksiyat lainnya.

Puncak daripada itu semua adalah rusaknya ukhuwwah. Padahal ukhuwwah adalah wajib.

6 Puasa Khusus

"Kebanyakan manusia berpuasa tetapi tidak mendapatkan pahala puasanya kecuali lapar dan dahaga"

Mendekati hari terakhir puasa Ramadhon, seharusnya kita, kaum muslimin semakin rajin beribadah. Semakin rajin tilawah, semakin rajin 'itikaf. Tetapi beberapa gangguan semakin banyak. Tidak hanya persiapan lebaran, tetapi juga persiapan mudik. Tidak hanya tontonan di rumah--TV--, tetapi juga tontonan di jalan, di mall dan lain-lain.

Padahal contoh dari Rasulullah saw, yang kita ketahui dari para salafushsholeh, mereka semakin rajin beribadah. Tidak hanya sekedar puasa menahan lapar dan dahaga, tetapi lebih daripada itu.

Menurut imam Ghazali rahimahullah, ada puasa yang lebih khusus, dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang khusus. Maksudnya orang kebanyakan sulit melakukannya.

1. Puasa menahan pandangan, dari memandang hal-hal yang makruh, apalagi yang haram.
2. Puasa menahan lidah, dari mengeluarkan kata-kata yang bodoh dan menyebabkan kita masuk neraka.
3. Puasa menahan pendengaran dari mendengar hal-hal yang makruh-haram
4. Puasa menahan seluruh anggota badan
5. Puasa menahan diri untuk tidak makan berlebihan saat berbuka
6. Puasa dengan rasa takut dan harap saat berbuka. Takut khawatir puasanya tidak diterima, dan harap agar kita dimasukkan oleh Allah SWT sebagai muqorrabin.